Tieta itoe Titut On Selasa, 14 Juni 2011



Pas Q ke Pulau Dewata kemaren Maret 2011, Q liat Tarian khas dari Bali, yaitu : TARI BARONG DAN KERIS. Bagus bgt, kocak dan seru !!! :D

Coba deh liat pembagian babak n foto dari Tari Barong dan Keris ini y !!!
^____^




TARI BARONG DAN KERIS



Tarian "
Barong dan Keris" adalah suatu tarian yang menggambarkan pertarungan antara kebaikan melawan kejahatan. "Barong" adalah makhluk mithologi yng mewakili kebaikan dan makhluk yang menggambarkan kejahatan adalah "Rangda".



GENDING PEMBUKAAN



Barong, ditemani seekor kera sedang berada di dalam hutan yng lebat. Kemudian datanglah tiga orang bertopeng yang membuat keributan dan merusak ketenangan hutan. Si kera pun tidak senang dengan kehadiran mereka dan akhirnya berkelahi dengan mereka dan berhasil memotong hidung salah satu dari mereka.

BABAK PERTAMA



Muncullah dua orang penari, mereka ini adalah pengikut setia dari Rangda yang sedang mencari para pengikut Dewi Kunti dimana mereka sedang dalam perjalanan untuk menemui Sang Patih.


BABAK KEDUA



Begitu pengikut Dewi Kunti ini tiba di tujuan mereka, salah satu dari pengikut Rangda berubah wujud menyerupai bentuk Rangda dan memasukkan roh jahat kepada para pengikut Dewi Kunti menyebabkan mereka menjadi kerasukan dan lupa ingatan sebelum mereka berhasil bertemu dengan Sang Patih.



Tidak Sadar akan perubahan yang dialami oleh para pengikut Dewi Kunti, Sang Patih bersama-sama dengan mereka menghadap Dewi Kunti.




BABAK KETIGA



Muncullah Dewi Kunti dan anaknya Sahadewa. Dewi Kunti telah berjanji kepada Rangda untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban. Sebenarnya, Dewi Kunti tidak rela mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda.



Tetapi dengan ilmu sakti yang dimiliki Rangda dan dengan bujukan para pengikut Dewi Kunti yang sudah kerasukan oleh roh jahat, Rangda bisa mempengaruhi pikiran dan akal sehat Dewi Kunti sehingga Dewi Kunti tiba-tiba marah dan menjadi sangat benci kepada anaknya Sahadewa. Dewi Kunti memberikan perintah kepada Sang Patih untuk membuang Sahadewa ke dalam hutan. Sang Patih tidak membantah, karena dirinya pun sudah dipengaruhi oleh ilmu jahat Rangda.


BABAK KEEMPAT



Sahadewa diikiat di bawah pohon besar di dalam hutan dan ditinggal sendirian. Tiba-tiba turunlah Batara Siwa dari kahyangan. Merasa iba akan kondisi Sahadewa, Batara Siwa pun menganugerahkan keabadian dan kekebalan akan segala ilmu jahat kepada diri Sahadewa.



Rangda yang kemudian datang untuk mencabut nyawa Sahadewa tidak sadar akan datangnya anugerah yang sudah diberikan oleh Batara Siwa.



Rangda berusaha mengoyak-ngoyak. mencabik, dan membunuh Sahadewa tetapi tidak berhasil membunuh Sahadewa, Rangda pun menyerah dan memohon ampunan kepada Sahadewa dengan demikian Rangda bisa menebus dosa-dosanya.



Permintaan ini dipenuhi Sahadewa dan Sang Rangda pun mendapat pengampunan.



BABAK KELIMA



Kalika adalah murid Rangda yang paling sakti ilmunya. Kalika bermaksud menghadap Sahadewa untuk memohon pengampunan sebagaimana Rangda dulu memohon kepada Sahadewa. Tetapi Sahadewa menolak permintaan ini sehingga murkalah Kalika dan mengajak Sahadewa untuk berduel. Dalam pertempuran ini Kalika beberapa kali merubah wujud dirinya.




Pertama menjadi Babi Hutan, tetapi bisa berhasil dikalahkan oleh Sahadewa.



Kalika berubah lagi menjadi Burung Gagak yang besar, tetapi dapat pula dikalahkan oleh Sahadewa. Terakhir Kalika berubah mengambil perwujudan Rangda. Karena saktinya Rangda ini Sahadewa kewalahan melawannya. Berusaha untuk memenangi pertempuran, Sahadewa berubah wujud menjadi Barong.



Mereka terus bertempur sampai ada yang kalah, tetapi karena sama saktinya tidak ada yang menang ataupun kalah, sehingga pertarungan inipun menjadi abadi dan dimana ada kejahatan disitu pula akan ada kebaikan yang akan terus bertempur melawan kejahatan.



PENUTUP


Muncullah para pengikut Barong dengan membawa keris bermaksud untuk menolong Barong, tetapi dengan ilmu saktinya. Kalika yang berwujud Rangda berhasil membuat roh jahat menguasai tubuh pengikut Barong sehingga mereka berbalik berusaha menikam diri mereka sendiri dengan keris. Barong dengan ilmu kebaikannya menolong mereka dari kerasukan roh jahat dan berhasil mengusir roh jahat dari tubuh mereka.





Kalo pengen liat langsung TARI BARONG DAN KERIS datang langsung aja y !!!




@PUTERA BARONG
BARONG & KERIS DANCE
OFFICE : CELUK SUKAWATI, GIANYAR-BALI
TELP 0361-8529969

EVERY DAY
09.30-10.30
Readmore »»  

Tieta itoe Titut On Rabu, 04 Mei 2011


Berpalinglah,
Jika kamu bisa mendapati aku minum
Air menyebabkan bibir ku dan dan memudar

Panggil bibi ku Marie
Bantu dia mengumpulkan semua hal tentang ku
Dan menguburku dalam semua warna favorit ku,

Saudara perempuanku dan saudara laki-lakiku, tetap,
Aku tidak akan menciummu,
Karena bagian tersulit dari ini adalah meninggalkan mu.

Kini berpalinglah,
Karena aku mengerikan untuk dilihat
Karena semua rambut ku meninggalkan semua tubuh ku,
Semua rasa sakit ku,

Ketahuilah bahwa Aku tidak akan pernah menikah,
Sayang, aku hanya lembek dari kemoterapi
Namun menghitung hari untuk mati
Itu saja tidak hidup
Dan aku hanya berharap mu tahu

Itu kalau kau berkata (jika Anda mengatakan)
Selamat tinggal hari ini (Selamat tinggal hari ini)
Aku akan menanyakan mu itu benar (karena aku akan menanyakan mu untuk itu benar)

Karena bagian tersulit hal ini adalah meninggalkan mu
Karena bagian tersulit hal ini adalah meninggalkan mu

Karena bagian tersulit hal ini adalah meninggalkan mu

Readmore »»  

Tieta itoe Titut On



Ohh Ohh

dan saya berdoa

Aku hanya tidak bisa tidur malam ini.
Mengetahui bahwa hal-hal yang tidak benar.
Tersebut di koran, pada TV, di mana-mana yang aku pergi.
Anak-anak menangis.
Tentara sedang sekarat
Beberapa orang tidak punya rumah

Tapi aku tahu ada sinar matahari setelah hujan itu
Aku tahu ada saat baik di balik rasa sakit
Hei .. bisa kau katakan padaku bagaimana saya dapat membuat perubahan?

Saya menutup mata saya dan saya dapat melihat hari cerah
Saya menutup mata dan berdoa
Saya menutup mata saya dan saya bisa melihat hari yang lebih baik
Saya menutup mata dan berdoa

Saya kehilangan selera makan saya, mengetahui anak-anak kelaparan malam ini.
Ketika aku duduk, karena makan malam saya masih di piring ku.
Ooo saya mendapatkan visi, untuk membuat perbedaan.
Dan yang dimulai hari ini.

Tapi aku tahu ada sinar matahari setelah hujan itu
Aku tahu ada saat baik di balik rasa sakit
Hei .. bisa kau katakan padaku bagaimana saya dapat membuat perubahan?

Saya menutup mata saya dan berdoa untuk-patah hati.
Saya berdoa untuk hidup t
ak dimulai
Saya berdoa untuk semua yang tidak bernapas.
Saya berdoa untuk semua arwah yang
butuh.
Saya berdoa. Dapatkah Anda memberi mereka satu hari ini?

Saya hanya tidak bisa tidur malam ini.
Dapatkah seseorang memberitahu saya bagaimana untuk membuat perubahan?

Saya menutup mata saya dan saya dapat melihat hari cerah
Saya menutup mata dan berdoa
Saya menutup mata saya dan saya bisa melihat hari yang lebih baik
Saya menutup mata saya dan saya berdoa

Readmore »»  

Tieta itoe Titut On Minggu, 27 Maret 2011


Nadia as David


Dania as Fizi


Alluh as Alluh

Tita as Tita




Sore hari ini, matahari bersinar sangat cerah, tak seperti biasanya yang selalu diselimuti awan hitam. Tepat jam 15.30 sore, aku akan bertemu dengan seseorang yang aku sukai sejak dulu.

Di tengah keramaian siswa, aku melihat sosok yang ku tunggu, dia datang. Detak jantungku mulai tak terkendalikan lagi. Hatiku cenat-cenut, entah kenapa aku takut untuk mengungkapkan rasa cintaku.

David : “Aku enggak boleh nyia-nyiain kesempatan ini.” (Berbicara sendiri dengan penuh keyakinan).

Langkah kakiku kupercepat, berharap agar Alluh melihatku.

David : “Hei Alluh.”(Dengan spontan aku memanggilnya)

Alluh : “Eh kamu Vid !!!.”

David : “Alluh (kataku pelan) maaf kalau aku manyita waktumu untuk bertemu denganku.”

Alluh : “ Iya, enggak apa-apa kok, tapi aku enggak bisa lama-lama, karena aku harus cari buku, biasalah ada tugas. Eh ya !!! kamu mau ngomong apa? Kok kayaknya penting banget!.”

David : “Hmmm…Aku…” (Belum selesai aku bicara, tiba-tiba Si Bawel Tita nongol dengan suara cemprengya).

Tita : “Ya ampun (lebay) ternyata kamu disini, aku cari-cariin enggak taunya malah asyik-asyikan disini sama si Vid, Vid, David.”

Alluh : “Kamu apa-apaan sich Ta?”

Tita : “Kamu apa-apaan sich Ta?” (Meniru sambil memainkan kedua tangannya).

Alluh : “Emmm, David maaf aku harus ke perpus sekarang, kamu mau ikut?”

David : “(Bepikir sejenak) Iya.”

David, Alluh, dan Tita berjalan bersama menuju ke perpus dengan perasaan bimbang dan gelisah, David mulai tertuju kembali pada rencana semula. Tak jauh dari tempat yang David duduki sekarang perpustakaan berada.

Saat tangan kanan Alluh akan membuka pintu, David langsung menarik tangan Alluh dan mengajaknya untuk tidak masuk ke dalam perpustakaan dulu.

David : “Ayo ikut aku.”(Memegang tangan Alluh).

Alluh : “Eh, eh, kemana? ?? (Wajah kebingungan) Tita-Tita”

Tita : “Udah-udah aku mau cari buku dulu, aku kan pengen jadi anak pinter.”(Memainkan alisnya ke atas dan ke bawah).

Saat Tita masuk ke dalam perpustakaan, tiba-tiba Tita menabrak Fizi.

Tita dan Fizi : “Hadoh !!!”(Jerit mereka berdua bersamaan).

Tita : “Kamu itu kalau jalan liat-liat donk !!!” (Sentak Tita ke Fizi).

Fizi : “Kamu juga donk, kamu ngapaen di sini?”

Tita : “Maen petak umpet!!!” (Jawab Tita dengan kesal).

Fizi : “Wong Edan !!! Di perpustakaan kok malah maen petak umpet?”

Tita : “ Udah tau kalau perpustakaan tempat baca dan pinjem buku, masih aja tanya. Dasar !!!”

Kebalikan dengan Fizi dan Tita, saat mereka sedang asyik-asyiknya bercanda. David dan Alluh sedang dalam keadaan yang tidak enak jika dirasakan.

Alluh : “Lepasin tangan aku (Membanting tangan David, karena berusaha melepas genggamannya) kamu terlalu keras memegangnya (Melihat bagian tangan yang merah karena di pegang David).”

David : “Alluh, maaf jika aku terlalu kasar sama kamu. Ini semua aku lakuin karena aku ingin bicara empat mata dengan kamu.”

Alluh : “Ya udah !!! Cepetan bilang, jangan buang-buang waktu ku karena kamu.”

David : “Alluh dengerin aku, aku sayang sama kamu.” (Bibirku lantang mengucapkannya).

Alluh : “Iya, kita semua emang harus menyayangi.” (Dengan mudah Alluh mengatakan itu kepadaku).

David : “Tapi rasa sayang ini beda, aku suka sama kamu, aku pengen kamu jadi pacarku.” (Kataku dengan seribu harapan agar Alluh membalas cintaku).

Alluh : “Udah udah, kamu enggak usah ngaco kalau ngomong, maaf aku harus ke perpus sekarang.”

David : “Sisakan waktu 15 menit untukku.” (Ku lontarkan kata-kata itu kepadanya).

Harapan itu kini telah diujung lidi, saat David sudah mengatakan yang sebenarnya dengan setulus hati David, dengan mudahnya Alluh meninggalkan David dengan menyisakan perasaan penasaran di hati akan kepastian dari jawaban cinta David.

David masih duduk di ujung perpustakaan, mengharapkan Alluh datang padanya dan segera membalas cintanya. Jam menunjukan pukul 6 petang, tapi Alluh tak juga datang menghampiri David, David duduk termenung sambil melihat pintu perpustakaan dan berharap agar Alluh yang keluar saat itu juga.

Tak berapa lama kemudian Alluh, Tita, dan Fizi pun keluar dari perpustakaan. Tita yang saat itu melihat David duduk diujung gedung perpustakaan, dia langsung melawan dengan lawakannya.

Tita : “Aduh, aduh, ternyata David, Vid, Vid rela nunggu berjam-jam cuma buat Alluh Devi Puspita Ayu sepanjang waktu.” (Melirik Alluh).

Fizi : “Tita, Tita ayo kita kabur, biar mereka berduaan disini!!!.”

Tita : “ Sssttt… Fizi kita enggak boleh jauh-jauh dari sini, secara lox ada orang berduaan, orang ketiganya itu SETAN…(Tertawa) Mending kita intip aja dari sana.”

Seketika Tita dan Fizi pun menghilang entah kemana mereka.

Alluh : “Udahlah David, kamu enggak usdah ngomongin cinta, sayang, atau apalah sama aku, karena aku enggak mungkin nerima kamu (Mengangakat kedua tangan dan langsung menutup mulut) eits keceplosan.”

David : “Kenapa Luh? Apa karena mantanmu?.”

Alluh : “Bukan karena dia, aku mohon jangan bawa-bawa dia, karenai ni tidak ada sangkut pautnya dengan dia.”

David : “Alluh… aku benar-benar sayang sama kamu, rasa ini muncul saat pertama kali aku mengenal kamu, saat pertama kali senyuman itu menghidupkan kembali hatiku.”

Tita : (Dengan lantang) “David, aku sebenarnya cinta hidup, eh… salah cinta mati sama kamu.” (Mempraktekan bersama dengan Fizi).

Fizi : “Oh… Aku jadi terharu.” (Tita dan Fizi langsung tertawa terbahak-bahak).

David memegang kepala dengan tangan kanannya, sementara Alluh hanya tertawa kecil melihat tingkah laku Tita dan Fizi.

Fizi : “Tita ayo kita pergi lagi, nanti ganggu mereka berdua.”

Tita : “Iya, ayo-ayo.”

Tita dan Fizi seperti orang yang kurang waras. Mereka yang tadinya bilang akan pergi, malah berjalan mondar-mandir disampingku dan Alluh.

Aku terdiam, dan tak mengeluarkan sepatah katapun, aku hanya menatap wajah Alluh.

Alluh : “Bisakah kita duduk disana? agar kamu tidak merasa terganggu oleh Tita dan Fizi.”

(David hanya mengangguk, dan kemudian berjalan meninggalkan Tita dan Fizi yang sejak saat itu mondar-mandir seperti orang gila)

Alluh : “David, maaf jika aku tak bisa lama-lama karena hari sudah mulai petang.”

David : “Iya Alluh, aku minta maaf kalau udah bikin waktu kamu terbuang sia-sia cuma gara-gara ini. Mungkin ini enggak penting buat kamu, tapi ini penting buat aku.”

Alluh : “Kamu minta seribu kalipun aku enggak akan bisa terima kamu.”

David : “Tapi kenapa Luh?.”

Alluh : “Karena kita masih terlalu muda untuk mengenal cinta, aku takut hatiku akan rapuh saat cinta pergi dari aku, aku belum bisa karena aku masih terlalu kecil untuk memulainya.”

David : “Tapi sekarang kita sudah menginjak kelas XI, apa umur belasan tahun ini masih kecil menurutmu?”

Alluh : “Aku tetap enggak bisa nerima kamu, aku takut tersakiti lagi, aku masih ingin melakukan hal lain selain berpacaran dengan kamu.”

David : “Tapi kita masih bisa membagi waktu kita.”

Alluh : “Enggak bisa David,, aku enggak mau pacaran dulu ini terlalu muda bagi aku.”

David : “ CAUSE I MISS YOU, BODY AND SOUL SO STRONG. THAT I TAKE’S MY BREATH AWAY. AND I BREATHE YOU, INTO MY HEART. AND PRAY FOR THE STRENGTH TO STAND RODAY. CAUSE I LOVE YOU WHETER IT’S WRONG OR RIGHT. AND THOUGH I CAN BE WITH YOU TONIGHT. YOU KNOW MY HEART IS BY YOUR SIDE…” (Dengan melantunkan sebuah lagu)

Tita : (Muncul dengan tiba-tiba) “Krik-krik menggelitik… kata-katanya bikin geli.”

David menarik satu alis mataku, heran melihat Tita yang sejak tadi mengganggu.

David : “Tita, please jangan ganggu aku sebentar saja.”

Tita : “Siap !!! Pak David.”

Fizi : “Ta ayo-ayo kita pergi.”

Tita : “Ayo…”

Dari jarak yang tidak terlalu jauh, Tita dan Fizi mengulangi hal yang sama.

Tita : “Fizi aku mencintaimu, entah apakah itu salah atau benar.”

Fizi : “Aduh Tita, jangan begitu aku jadi malu nih.”

Tita : “Gundulmu epuk !!! (mendekat dan berbisik) Aku cuma pura-pura.”

Fizi : “ OOOuuuuhhhh !!!...”

Alluh dan David masih berada di tempat yang sama. Alluh terkejut kenapa tiba-tiba David menyanyikan itu untuknya.

Alluh : “David, mungkin saat ini aku tidak bisa menerima kamu, karena saat ini kita masih teralu muda untuk berpacaran, dan jika beberapa tahun mendatang perasaanmu masih sama dengan sekarang, aku akan membukanya untukmu.”

David : “Kenapa tidak sekarang?”

Alluh : “Karena kita masih terlalu muda.”

David : “Alluh, walaupun aku tak sanggup menjadi hujan, aku akan menjadi embun yang selalu menyejukkan hatimu di saat engkau benar-benar dahaga.”

Fizi : “Alluh ini kelamaan, tinggal terima jedat-jedet kok repot.” (Dari jarak jauh).

Alluh : “Bukan masalah terima atau tidak, saat ini aku masih terlalu muda dan aku takut untuk memulainya.”

David : “Hatiku telah ku penjarakan dengan kasihmu, aku tidak meminta lebih selain cintamu, izinkanlah aku menemanimu dalam setiap hembusan, padamu aku meminta, cintailah diriku seperti aku mencintaimu.”

Alluh : “Kasihmu telah memayungiku dari panasnya mentari, sayangmu pun laksana air suci pelepas dahaga, cintamu seputih salju telah engkau persembahkan kepadaku, tapi maafkan aku jika aku tidak bisa membalasnya dan hanya satu yang bisa aku sampaikan, terima kasih untuk segalanya.”

David : “Pintu hati ini akan selalu menunggumu untuk mengetuknya, mengatakan cinta hidup bersama, merajut rindu di dalam mimpi bersamaku…bersamamu dalam jiwa kita menyatu.”

Tita dan Fizi : “SO SWEET…!!!” (Mereka berhadap-hadapan)

Tita : “Kamu kenapa sih ikut-ikutin aku!!!”

Fizi : “Yeee, siapa juga yang ikutin kamu!!!”

Alluh : “David, mendingan saat ini kita bersahabat saja, aku lebih mengharapkan kamu menjadi sahabatku tidak lebih. Apa kamu mau bersahabat denganku?” (Menunjukkan jari kelingkingnya ke depan David).

David : “Aku…aku…aku mau bersahabat dengan kamu. Tapi sampai kapanpun setiaku akan kujaga hingga akhir masa padamu, aku terus mencinta tidak peduli berapa banyak aral melintang takkan mampu membuat hatiku berpaling, dan kamu harus tahu… hati ini pernah menyesali mencintaimu dengan sepenuh jiwa dan segenap raga jika waktu dapat berulang kembali ku ingin mencintaimu lebih awal lagi.

Tita : “Hei Alluh, kamu tau tidak? Persahabatan itu sering berakhir dengan cinta. Jadi hati-hati kalau kamu sampai masuk ke dalam cintanya.”

Alluh : “Siap Tita !!!”

Fizi : “Sssttt… diem ya !!! Aku mau nembak Tita malem minggu besok…” (Tertawa)

Tita : “Apa ??? Kamu mau nembak aku. Kalau aku mati gimana? Aku kan belum nikah, aku enggak mau mati dulu ah !!!”

David : “Dasar enggak mudengan.”

Fizi : “Maksudnya aku mau bilang I LOVE YOU (lafal Bahasa Jawa)”

David, Alluh dan Fizi tertawa, sementara Tita kebingungan, ekspresi wajahnya yang bingung itu membuatku ingin tertawa, kami semua pun tertawa malam itu, meski aku harus menerima keputusan pahit yang Alluh berikan dan jawaban yang sama sekali tak ku ingin kan.

---oTHE ENDo---

Readmore »»  

Powered By Blogger