Daftar
akhiran dalam bahasa Indonesia
Gabungan awalan
dan akhiran/konfiks
Jenis imbuhan
Jenis
imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:
·
Imbuhan
sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.
Awalan: me-, ber-,
di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
Akhiran: -kan, -an,
-i, -lah, dan –nya
·
Imbuhan
gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran.
ber-an
di-kan dan di-i
diper-kan dan diper-i
ke-an dan ke-i
me-kan dan me-i
memper-kan dan memper-i
pe-an
per-an
se-an
ter-kan dan ter-i
·
Imbuhan
spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).
Sisipan: -in-,-em-,
-el-, dan -er-.
IMBUHAN
AWALAN (prefiks)
·
Awalan
adalah imbuhan yang diberikan di awal kata.
Contoh : me-, ber- di-,
ke-, pe-, ter-
Awalan
me –
·
Pemakaian
awalan me- bervariasi yaitu mem-, men-, meny-, meng-, dan menge-
Contoh : melapor,
membaca, menarik, menyanyi, menghitung, dan mengecat
* Makna awalan
me- :
1.
Melakukan perbuatan/tindakan.
Contoh : mengambil,
menjual.
2.
Melakukan perbuatan dengan alat.
Contoh : memotong,
menyapu.
3.
Menjadi atau dalam keadaan.
Contoh : menurun,
meluap.
4.
Membuat kesan.
Contoh : mengalah,
membisu.
5.
Menuju ke.
Contoh :
mendarat, menepi.
6.
Mencari.
Contoh : mendamar, merotan.
*Awalan di-
Awalan
di mempunyai makna suatu perbuatan aktif. Awalan di- merupakan kebalikan
dari awalan me- yang bermakna aktif.
Contoh :
di +
siram à disiram
di
+ tanam à ditanam
di
+ beli à
dibeli
*Awalan ber-
Pemakaian
awalan ber- mempunyai kaidah sebagai berikut.
1.
Apabila diikuti kata dasar yang berhuruf (r) dan beberapa kata dasar yang suku
pertamanya berakhir huruf (er), bentuk awalan ber berubah menjadi be-.
Contoh :
ber + rantai à berantai
ber
+ kerja à bekerja
2.
Apabila awalan ber- bertemu dengan kata dasar ajar, ber- berubah menjadi bel-
Contoh
:
ber + ajar à belajar
3.
Apabila awalan ber- diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, ber-
tetap tanpa perubahan.
Contoh
:
ber + lari à
berlari
ber
+ nyanyi à bernyanyi
*Makna awaln
ber-
1.
Mempunyai.
Contoh : beranak,
berhasil
2.
Memakai/menggunakan/mengendarai.
Contoh : bersepeda,
bersepatu
3.
Mengeluarkan.
Contoh : berkata,
bertelur
4.
Menyatakan sikap mental.
Contoh : berbahagia,
berbaik hati.
5.
Menyatakan jumlah.
Contoh : berdua,
berempat.
AWALAN pe-(n)
Pemakaian
awalan pe-(n) memiliki variasi sebagaimana yang berkalu pada awalan me-(n).
*Makna awalan
pe-(n) :
1.
Menyatakan yang melakukan perbuatan.
Contoh : penulis,
pembaca.
2.
Menyatakan pekerjaan.
Contoh : perpanjang,
perlebar.
3.
Menyatakan alat.
Contoh : penghapus,
penggaris.
4.
Menyatakan memiliki sifat.
Contoh : pemaaf,
pemalu.
5.
Menyatakan penyebab.
Contoh : pemanis,
pemutih
AWALAN ke-
*Makna awalan
ke-
1.
Menyatakan kumpulan yang terdiri dari jumlah.
Contoh : kesebelasan.
2.
Menyatakan urutan.
Contoh : kesatu,
kedua, ketiga
*Awalan ter-
1.
Awalan ter- hampir sama dengan awalan di-. Awaln ter- berfungsi untuk
membentuk kata kerja pasif.
Contoh : ter +
tendang à tertendang
i.
ter + bakar
à terbakar
2.
Awalan ter- ada pula yang termasuk golongan kata sifat.
Contoh : ter
+ pandai à terpandai
i.
ter +
kecil à
terkecil
*Makna awalan
ter-
1.
Sudah di atau dapat di.
Contoh : tertutup,
terbuka.
2.
Ketidaksengajaan.
Contoh : terbawa, terlihat.
3.
Tiba-tiba.
Contoh : teringat,
terjatuh.
4.
Dapat atau kemungkinan.
Contoh : ternilai,
terbagus.
5.
Pelaing atau super.
Contoh : terpandai,
tertua.
AWALAN pe-
Umumnya
tidak bias digunakan secara mandiri. Pemakaian awlan per- membutuhkan
imbuhan lain misalnya –kan dan –an.
Contoh
: per-kan + kembang
à perkembangan
per-an
+ usaha à
perusahaan
AWALAN se-
*Makna awalan se-
1.
Menyatakan satu.
Contoh : selembar,
seribu.
2.
Menyatakan seluruh.
Contoh : sekota, sedesa.
3.
Menyatakan sama.
Contoh : sepandai,
seindah.
4.
Menyatakan setelah.
Contoh
: sekembali
SISIPAN (infiks)
Sisipan
adalah imbuhan yang diberikan di tengah kata.
Contoh : -el, -em, dan –er.
*Makna
sisipan :
1.
Menyatakan internsitas atau frekuensi.
Contoh :
geletar, gemetar
2.
Menyatakan banyak dan bermacam-macam.
Contoh : temali,
gemerincing
3.
Memiliki sifat yang disebut dalam kata dasarnya.
Contoh :
temurun, gemilang, telunjuk, pelatuk, gelembung, telapak
AKHIRAN (sufiks)
Imbuhan
yang diberikan di akhir kata.
Contoh
: -kan, -I, -an, -kah, -tah, dan –pun.
*Akhiran -i
Makna
akhiran –I :
1.
Mengandung arti membentuk kalimat perintah.
Contoh :
Turuti
perintahnya !
2.
Menyebabkan sesuatu jadi.
Contoh :
menyakiti
hati, menghargai dia
3.
Menyarakan intensitas (pekerjaan yang berulang-ulang)
Contoh :
menembaki,
memukuli
*Akhiran –kan
Makna
akhiran –kan :
1.
Secara umum mengandung arti perintah.
Contoh :
Dengarkan
baik-baik !
2.
Menyatakan sebagai alat atau membuat dengan.
Contoh :
menusukkan
pisau, melemparkan batu
3.
Menyebabkan atau menjadikan sesuatu.
Contoh :
membesarkan,
menjatuhkan
4.
Menyatakan arti bahwa suatu pekerjaan dilakukan untuk orang lain.
Contoh :
meminjamkan,
mengembalikan
5.
Mentransitifkan kata kerja ke dinding
Contoh :
Memantulkan
*Akhiran –an
Makna
akhiran –an
1.
Menyatakan tempat.
Contoh
: pangkalan, kubangan
2.
Menyatakan alat.
Contoh
: ayunan, timbangan
3.
Menyatakan hal atau cara.
Contoh
: didikan, pimpinan
4.
Menyatakan akibat, hasil perbuatan.
Contoh
: hukuman, balasan
5.
Menyatakan sesuatu yang di.
Contoh
: catatan, suruhan
6.
Menyatakan seluruh, kumpulan.
Contoh
: lautan, sayuran
7.
Menyatakan menyerupai.
Contoh
: anak-anakan, kuda-kudaan
8.
Menyatakan tiap-tiap.
Contoh
: tahunan, mingguan
9.
Menyatakan mempunyai sifat.
Contoh
: asinan, manisan
*Akhiran –isme
dan –isasi
Merupakan
jenis imbuhan serapan.
Makna akhiran
–isme adalah paham atau ajaran :
Contoh
: komunisme,
animisme, liberalisme
Makna akhiran
–isasi adalah proses atau menjadikan sesuatu.
Contoh
: swastanisasi,
lebelisasi
*Akhiran – i , –
iah, – is, – wi
Merupakan
jenis imbuhan serapan.
-
i berasal dari bahasa Inggris.
-
iah, – is, – wi berasal dari bahasa Arab
Makna akhiran –
i, – iah, – is, – wi adalah membentuk kata sifat.
Contoh
:
insani :
memiliki sifat keinsanian
alamiah
: memiliki sifat
alamiah, natural
agamais
: menujukkan sifat orang yang taat beragama
manusiawi
: bersifat kemanusiaa
AWALAN DAN
AKHIRAN (konfiks)
Awalan dan
akhiran adalah imbuhan yang berupa gabungan dari awalan dan akhiran.
Contoh
: me-kan, pe-an, ber-an, se-nya, meper-kan
Awalan
dan Akhiran me-kan, dan memper-kan
*Makna me-kan:
1.
Melakukan pekerjaan orang lain.
Contoh
: Adik memesankan ibu makanan.
2.
Menyebabkan atau membuat jadi.
Contoh
: Lemparan bola itu memecahkan kaca jendela kamar.
3.
Melakukan perbuatan.
Contoh
: Gajah menyemburkan air
dari belalainya.
4.
Mengarahkan.
Contoh
: Ayah meminggirkan kendaraannya.
5.
Memasukkan.
Contoh
: Polisi memenjarakan
penjahat itu di tahanan POLDA.
*Makna
memper-kan :
1.
Menyebabkan atau membuat jadi :
Contoh
: Rini mempertotonkan kebolehannya bermain biola.
*Awalan dan
Akhiran ber – an
Makna :
1.
Menyatakan jumlah pelaku yang banyak.
Contoh
: berdatangan, berterbangan
2.
Menyatakan perbuatan yang berulang-ulang
Contoh
: bergulingan, berlompatan
3.
Menyatakan hubungan antara dua pihak.
Contoh
: bersamaan, bersebelahan, berduaan.
4.
Menyatakan hubungan timbal balik.
Contoh
: bersahutan, bersalaman
*Awalan dan
Akhiran pe – an
Makna :
1.
Menyatakan hal
Contoh
: pendidikan, penanaman
2.
Menyatakan proses atau perbuatan.
Contoh
: pendaftaran, penelitian.
3.
Menyatakan hasil.
Contoh
: pengakuan, peghasilan
4.
Menyatakan tempat.
Contoh
: penampungan, pemandian
5.
Menyatakan alat.
Contoh
: penglihatan, pendengaran
*Awalan dan
Akhiran per- an
Makna :
1.
Menyatakan tempat.
Contoh
: perhentian, perusahaan
2.
Menyatakan daerah.
Contoh
: perempatan, pertigaan
3.
Menyatakan hasil perbuatan.
Contoh
: pertahanan, perbuatan
4.
Menyatakan perihal.
Contoh
: perbukuan, perkelahian
5.
Menyatakan banyak.
Contoh
: persyaratan, persaudaraan
*Awalan dan
Akhiran se –nya
Makna :
Menyatakan
makna tingkatan yang paling tinggi yang dapat dicapai.
Contoh
: sebagus-bagusnya,
setinggi-tingginya
Sering
disertai dengan kata ulang.
Contoh
: sebaik-baiknya,
semerah-merahnya
GABUNGAN
Apabila
gabungan kata itu mendapatkan awalan atau akhiran saja, awalan atau akhiran itu
harus dirangkai dengan kata yang dekat dengannya. kata lainnya tetap ditulis terpisah dan tidak diberi tanda
hubung.
Contoh: berterima kasih; bertanda tangan; tanda tangani; dll.
Contoh: berterima kasih; bertanda tangan; tanda tangani; dll.
Apabila
gabungan kata itu mendapatkan awalan dan akhiran, penulisan gabungan kata harus serangkai dan tidak diberi tanda hubung.
Contoh: menandatangai; pertanggungjawaban; mengkambinghitamkan; dll.
Contoh: menandatangai; pertanggungjawaban; mengkambinghitamkan; dll.
Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata.
Dalam
bahasa Indonesia ada gabungan kata yang sudah dianggap padu benar. Arti
gabungan kata itu tidak dapat dikembalikan kepada arti kata-kata itu.
Contoh: bumiputra; belasungkawa; sukarela; darmabakti; halalbihalal; kepada; segitiga; padahal;
Contoh: bumiputra; belasungkawa; sukarela; darmabakti; halalbihalal; kepada; segitiga; padahal;
kasatmata;
matahari; daripada; barangkali; beasiswa; saputangan; dll
Kata
daripada, misalnya, artinya tidak dapat dikembalikan kepada kata dari
dan pada. Itu sebabnya, gabungan kata yang sudah dianggap satu kata
harus ditulis serangkai.
Gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat
berdiri sendiri sebagai satu kata yang mengandung arti penuh, unsur itu hanya
muncul dalam kombinasinya.
Contoh:
tunanetra; tunawisma; narasumber; dwiwarna; perilaku; pascasarjana; subseksi;
dll.
Kata
tuna berarti tidak punya, tetapi jika ada yang bertanya, “Kamu
punya uang?” kita tidak akan menjawabnya dengan “tuna”. Begitu juga dengan kata
dwi, yang berarti dua, kita tidak akan berkata, “saya punya dwi
adik laki-laki.” Karena itulah gabungan kata ini harus ditulis dirangkai.
Perhatikan
gabungan kata berikut!
Jika
unsur terikat itu diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua
unsur itu diberi tanda hubung.
Contoh:
non-Indonesia; SIM-ku; KTP-mu.
Unsur
maha dan peri ditulis serangkai dengan unsur yang berikutnya, yang berupa kata
dasar. Namun dipisah penulisannya jika dirangkai dengan kata berimbuhan.
Contoh:
Mahabijaksana; Mahatahu; Mahabesar.
Maha Pengasih; Maha Pemurah; peri keadilan; peri kemanusiaan.
Maha Pengasih; Maha Pemurah; peri keadilan; peri kemanusiaan.
Tetapi,
khusus kata ESA, walaupun berupa kata dasar, gabungan kata maha dan esa ditulis
terpisah => Maha Esa.
0 coment:
Posting Komentar